Seperti yang dikatakan oleh yang lain, emisi gas buang menjadi yang paling jelas terlihat dari traktor. Semakin besar kapasitas dan energi yang terpakai per satuan waktunya (ingat rumus daya mesin), semakin besar emisinya. Jika kamu perhatikan, traktor sesungguhnya memiliki kapasitas mesin yang lebih rendah dari mobil-mobil di jalanan (traktor 70 hp, mobil keluarga antara 85-120 hp), namun mengapa traktor bisa menghasilkan kekuatan tarik yang jauh lebih besar dari mobil dikarenakan bagaimana mesin itu digunakan. Pada mobil, yang diutamakan adalah kecepatan dan efisiensi bahan bakar, sehingga jika menurut rumus daya mesin, P = F v (F adalah gaya, dan v adalah kecepatan) traktor dapat memiliki kekuatan tarik yang lebih besar karena dengan daya mesin yang sama, kecepatannya rendah. Dan konsekuensi dari dibutuhkannya gaya yang besar itu adalah energi yang lebih besar harus dibakar di mesin, sehingga lebih banyak emisinya.
Dampak negatif lainnya yaitu risiko terjadinya pemadatan tanah. Jika kamu perhatikan, traktor memiliki massa yang sangat besar, iya kan? Dengan massa yang besar, maka ia juga memiliki berat yang besar, dengan kata lain, ia memiliki gaya yang besar untuk menekan tanah. Dan tekanan rumusnya adalah gaya per satuan luas. Jika luas ban traktor cukup sempit, maka tekanannya besar sehingga risiko terjadinya pemadatan tanah menjadi besar juga. Itulah mengapa traktor, semakin besar massanya, semakin luas permukaan bannya, di mana kebanyakan orang menganggap hal itu tidak ada artinya.
Pemadatan tanah memiliki risiko berkurangnya porositas tanah (istilah mudahnya, kegemburan tanah) sehingga akar tanaman akan lebih sulit bernafas dan benih akan lebih sulit keluar dari tanah.
Dampak negatif lainnya adalah kebisingan mesin akibat banyaknya energi yang terbakar di ruang mesin. Namun semakin lama hal ini semakin lebih baik dengan dikembangkannya sistem exhaust yang lebih baik untuk menahan kebisingan. Jika kamu mempunyai traktor roda empat 70 hp, melepas exhaustnya, dan dijalankan dengan gigi 1, maka kamu akan menjadi tuli setelah beberapa menit mengendarainya.
Dampak negatif lainnya (dampak sosialnya) yaitu semakin berkurangnya penggunaan tenaga manusia (misalnya buruh tani) dan penggunaan tenaga hewan. Hal ini dapat berakibat berkurangnya pendapatan masyarakat. Jika seandainya sebuah perusahaan perkebunan besar menerapkan mekanisasi secara total maka tenaga kerja dari wilayah di sekitar perkebunan menjadi tidak terserap.
Dampak negatif lainnya yaitu mengenai pemahaman masyarakat mengenai traktor. Masih banyak masyarakat yang belum memahami apa itu traktor, bagaimana mengoperasikannya, memperbaikinya, terutama berapa harganya. Traktor roda dua yang ada di iklan (Qui**) lebih mahal dari motor 4 tak, apalagi traktor roda empat. 3 tahun lalu kampus saya membeli traktor roda empat terbaru dan harganya Rp. 2 miliar. Jika petani Indonesia dipaksa menggunakan traktor untuk mengelola lahannya, maka mereka tidak siap. Hal ini dapat menimbulkan tekanan batin bagi petani Indonesia dalam menghadapi modernisasi pertanian.
kalau sudah kasih bintang 5 dan pencet tombol terima kasih