Akuakultur adalah kegiatan untuk memproduksi biota (organisme) akuatik dilingkungan terkontrol dalam rangka untuk mendapatkan keuntungan (profit) (Leugeu,2010).Budidaya ikan meliputi baik usaha dikolam air tawar, maupun tambak air payau. Kegiatanya berupa membudidayakan ikan yang dulunya hidup liar menjadi ikan kultur(piaraan). Pembudidayaan yang pertama kali terhadap ikan sudah dilakukan para kulturis ikan di zaman lampau, sehingga sekarang tinggal menikmati hasilnya yang sudah jinak dan mau menghasilkan telur. (dan benih) ikan di bawah pengawasan orang dikolam/bentuk usaha membudidayakan ikan ini di sebut dengan budidaya ikan. Ikan merupakan salah satu organisme akuatik yang rentan terhadap perubahan lingkungan terutama yang diakibatkan oleh aktivitas manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. setiap jenis ikan agar dapat hidup dan berkembang biak dengan baik harus dapat menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan dimana ikan itu hidup (Connel, 1987 dalam Siagian, 2009).
a. KecerahanCahaya matahari merupakan sumber energi yang utama bagi kehidupan jasad termasuk kehidupan di perairan karena ikut menentukan produktivitas perairan. Intensitas cahaya matahari merupakan faktor abiotik utama yang sangat menentukan laju produktivitas primer perairan, sebagai sumber energi dalam proses fotosintesis (Boyd,1982 dalam Irawan, 2009).Kecerahan air penting artinya bagi kehidupan organisme perairan. Kecerahan merupakan ukuran untuk mengetahui daya penetrasi cahaya matahari ke dalam perairan. Hasil pengukuran kecerahan pada setiap stasiun pengamatan berkisar antara 63–68 cm, ini berarti perairan Sungai Siak tingkat kecerahannya masih tergolong baik. Tingkat kecerahan yang baik berkisar antara 30–65 cm yang mendukung untuk produktifitas organism akuatik (Boyd dan Licthkoppler, 1979 dalam Suwondo dkk, 2005).Nilai kecerahan air rata-rata diatas 40 cm, kondisi ini cenderung cukup baik untuk kehidupan ikan. Kandungan materi organik (1,1%) pada stasiun ini merupakan yang terendah dari stasiun lainnya. Proses degradasi oleh mikroba organik semakin rendah, artinya ketersediaan oksigen terlarut cukup untuk keperluan aktivitas metabolisme biota penghuninya, yang memungkinkan kehadiran serta jumlah jenis ikan yang lebih banyak (Yustina, 2001).
b. Suhu Hardjojo dan Djokosetiyanto (2005) dalam Irawan (2009), menyatakan bahwa suhu air normal adalah suhu air yang memungkinkan makhluk hidup dapat melakukan metabolisme dan berkembangbiak. Suhu merupakan faktor fisik yang sangat penting di air, karena bersama-sama dengan zat/unsure yang terkandung didalamnya akan menentukan massa jenis air, dan bersama-sama dengan tekanan dapat digunakan untuk menentukan densitas air.Kelarutan berbagai jenis gas di dalam air semua aktivitas biologis dan fisiologis di dalam ekosistem sangatdipengaruhi oleh suhu. Suhu mempunyai pengaruh yang besar terhadap kelarutan oksigen di dalam air, apabila suhu air naik maka kelarutan oksigen di dalam air menurun (Sastrawijaya, 2000 dalam Sinaga, 2009).
c. Kecepatan ArusMenurut Barus (2001) dalam Irawan dkk (2009) , arus air adalah faktor yang mempunyai peranan yang sangat penting baik pada periran letik maupun pada perairan lentik. Hal ini berhubungan dengan penyebaran organisme, gas-gas terlarut dan mineral yang terdapat di dalam air. Kecepatan aliran air akan bervariasi secara vertikal. Arus air pada perairan lotik umumnya bersifat tusbulen yaitu arus air yang bergerak ke segala arah sehingga air akan terdistribusi ke seluruh bagian dari perairan.Menurut Husabarat dan Stewart (2008) dalam Suwondo dkk (2005), arus merupakan gerakan air yang sangat luas terjadi pada seluruh lautan di dunia. Arus-arus ini mempunyai arti yang sangat penting dalam menentukan arah pelayaran bagi kapal-kapal.